Ukhuwah Islamiyah : Tanda dan Buah Keimanan

Kamis, 3 April 2014 yang lalu. Ane kembali mengikuti malam bina iman dan takwa. Agak berbeda memang mabit kali ini dengan mabit yang sering dilaksanakan sebelumnya. Mengapa? karena  mabit kali ini diawali dengan buka bareng. Berbagai menu buka disiapkan untuk melepas dahaga dan lapar para kader yang berpuasa pada hari itu. Kehangatan dan indahnya berukhuwah mulai terasa di moment ini. 

Setelah buka bersama dilaksanakan sembari menunggu waktu sholat Isya, dihabiskan dengan berdiskusi terkait isu yang hangat yakni ukhuwah Islamiyah. Satu per satu diantara kami menyampiakan pendapat mereka tentang ukhuwah hingga kami menjadi paham akan makna ukhuwah yang sesungguhnya.

Ukhuwah adalah nikmat Allah, anugerah suci, dan pancaran cahaya rabbani yang Allah persembahkan untuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan pilihan. Allahlah yang menciptakannya. Allah berfirman:  “…Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu.” (QS: Ali Imran: 103).  “…Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara…” (QS: Ali Imran: 103).

Innamal Mu’minu na Ikhwah. Sebuah surat cinta sang khalik yang termaktub dalam kitab suci umat Islam. Sebuah kalimat ‘sederhana’ namun, cukup untuk membuat kami mengerti bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala lah yang telah mempersatukan hati – hati kami dalam ketaatan pada-Nya.

Sekeras apapun usaha yang kita lakukan untuk menyatukan hati seseoarang walaupun telah membelanjakan harta yang ada maka, tak akan mampu mengikat hati sehingga menjadikannya saudara. Karena Allah-lah yang menyatukan hati – hati mereka orang yang beriman.

Ukhuwah adalah pemberian Allah, yang tidak bisa dibeli dengan apapun. Allah berfirman:  “…Walaupun kamu membelanjakan semua (kakayaan) yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka… (QS: Al-Anfal: 63)”

Kita teringat bagaimana pada zaman para sahabat persaudaraan mereka telah sampai pada puncak tertinggi yakni itsar. Mementingkan saudaranya melebihi dirinya sendiri. 

Dari Anas RA dari Nabi SAW bersabda, “Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”

Antara iman dan persaudaraan adalah sebuah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Bila kita beriman maka tentu salahsatu wujud keimanan itu adalah kecintaan kita pada saudara kita seaqidah. Dan kesempurnaan iman kita pun ditandai dengan kita mencintai saudara kita sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri.

Sehingga kami mengerti bahwa mungkin, ukhuwah yang begitu kering terasa diantara insan manusia adalah bauh dari keringnya iman seoarang tersebut. Karena jika ia beriman maka, ia akan bersaudara jua dengan manusia yang memiliki keimanan di dalam dadanya

So, yuk kita mulai tingkatkan keimanan kita dan mewujudkannya dengan lekatnya persaudaraan diantara kita :)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ukhuwah Islamiyah : Tanda dan Buah Keimanan"

Post a Comment

contoh doa pisah sambut kepala dinas pemerintah

  Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Doa pembuka Doa selamat Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, pada k...