Dakwah Under Pressure
Bergabung dalam sebuah komunitas dakwah*) sungguh merupakan sebuah kebahagiaaan dan nikamt telah Allah
anugerahkan kepada kita. Bagi sebagian orang, bergabung dalam komunitas ini
menjadikan dirinya bisa lebih dekat pada yang maha kuasa serta hari – hari yang
dijalani terasa lebih bermanfaat tentunya. Tak begitu jauh dengan apa yang saya
rasakan.
Komunitas ini tentunya tidak
hanya menginternalisasi kebaikan tersebut ke dalam komunitasnya saja namun
mencoba untuk menebarkan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut kepada
sekelilingnya agar semua dapat merasakan keindahannya. Untuk mewujudkan hal ini
maka, perlu adanya kerja – kerja yang dilaksanakan oleh orang – orang yang
tergabung di dalamnya mulai dari tahap persiapan hingga evaluasi sebuah
kegiatan.
Dalam pelaksanaannya terkadang
orang – orang yang ada di dalamnya harus membagi tugas dakwah tersebut, agar
kerja yang dilaksanakan lebih efektif dan efisien. Selain itu juga karena kita
menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing.
Orang yang tergabung dalam
komunitas dakwah tersebut tentunya dalam keberagaman. ada yang pandai, rajin
karena inisitif, rajin karena perintah, dan ada juga mereka yang karena
pemahaman yang belum terlalu baik sehingga hal itu berdampak pada semangatnya
yang lemah (malas,red). Nah hal ini dapat menyebabkan beberapa orang
mendominasi kerja – kerja tersebut melebihi “kapasitasnya”.
Kerja yang seperti itu tentu tidak
diharapkan dalam komunitas ini karena bisa menyebabkan pekerjaan tersebut tidak
bisa dilaksanakan dengan efektif dan bahkan bisa menyebabkan subjeknya
menanggung beban berlebih sehingga jika orang tersebut belum memiliki komitmen
pada dakwah islam ditambah dengan pemahaman yang belum baik, maka itu bisa
menggiring dirinya untuk berhenti terlibat dalam kerja - kerja selanjutnya. (Na’udzubillah)
Lantas, apa yang harus
dilakukan untuk meminimalisasi hal itu? Pertama, setiap orang yang terlibat
dalam komunitas dakwah tersebut harus
meluruskan niat terlebih dahulu. Bahwa apa yang ia lakukan adalah untuk Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Meraih keridhoan-Nya
Sesungguhnya
sholatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam
Maka, ketika niat awal yang
ditanam adalah demikian, Tak akan ada kekecewaan yang timbul di dalam hati atas
apa yang terjadi.
Selanjutnya, percayalah bahwa
setiap apa yang kita lakukan walau sekecil apa pun jua akan
dipertanggungjawabkan kelak di hari pembalasan. Kala seseorang telah mendapat
amanah masing – masing untuk menyelesaikan tugas bersama dengan baik maka tentu
Allah akan membalasnya sesuai dengan apa yang ia perbuat.
Setelah kita memahami bahwa
Allah subhanahu wa Ta’ala akan membalas setiap apa yang kita kerjakan. Maka dalam
keadaan yang begitu tertekan tetaplah bekerja karena ketulusan cinta kita
pada-Nya dan kalaupun kerja – kerja yang kau lakukan terasa
berat namun tidak mendapatkan apresiasi yang baik oleh orang yang hanya duduk
diam. Maka biarkan dan tetaplah bekerja!
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka
Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S.
At-taubah : 105)
Pada
ayat di atas kita menyadari bahwa jika pun kerja kita tak nampak di mata
manusia tapi kita tahu bahwa yang maha melihat akan melihat pekerjaan kita dan
Allah maha adil atas segala sesuatu. Kerja
Ihsan!
Selanjutnya
yang tak kalah penting harus kita tanamkan betul dalam hati kita bahwa setiap
kebaikan yang kita lakukan bukan untuk siapa – siapa melainkan untuk diri kita
sendiri. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membutuhkan kita. Kita lah yang dengan
segala kelemahan kita membutuhkan tuntunan dan petnjuk dari –Nya. Petunjuk itu akan menjadi penerang jalan bagi kita
di alam dunia yang fana ini.
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, (QS
Al-Israa : 7)
Sering kita alami
bahwa kita mendapatkan kebaikan – kebaikan yang tak disangka – sangka dalam
hidup ini, nah mungkin hal itu adalah balasan atas kebaikan yang kita lakukan
di masa lampau. Jadi, setelah kita
memahami itu semua maka, dalam keadaan beban yang begitu banyak ataupun keadaan
kita yang begitu tertekan atas tumpukan tugas yang semestinya bisa
didelegasikan ke orang lain namun, karena sesuatu dan lain hal pekerjaan itu
harus kita selesaikan sendiri. Serta kita melihat disaat kita tertekan
sementara orang lain dalam komunitas tersebut hanya duduk diam sambil menikmati
hembusan angin segar kala senja datang (hehe) maka, tetaplah berkerja dan
sadarilah bahwa tiada keadilan melebihi pembalasan adil dari yang maha adil di
hari dimaana tiada pertolongan selain dari-Nya. Dan tentu balasan yang akan
didapat sesuai dengan apa yang telah kita lakukan.
So, Keep Shining dan Fighting (Sebetulnya tulisan ini utama untuk diri penulis pribadi :) )
So, Keep Shining dan Fighting (Sebetulnya tulisan ini utama untuk diri penulis pribadi :) )
*sebutan untuk sekelompok orang yang
berhimpun dengan visi yang sama yakni menyeru kepada kebaikan dan mencegah pada
kemungkaran
0 Response to "Dakwah Under Pressure"
Post a Comment