NADWAH, TAKKAN BERPALING DARIMU





            Ukhuwah adalah nikmat Allah, anugerah suci, dan pancaran cahaya rabbani yang Allah persembahkan untuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan pilihan. Allah Subhanahu wa ta’ala lah yang menciptakannya. Allah berfirman:  “…Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu.” (QS: Ali Imran: 103).  “…Lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara…” (QS: Ali Imran: 103).

            Menjadi bagian dari LDK Nadwah Unsri memiliki kesan mendalam juga sebuah pilihan yang disadari walau mungkin banyak dari kita yang dipertemukan karena dipilihkan tapi tentu tidak sedikit juga kita yang memang telah memilih di relung hati bahwa kita ingin menjadi bagian dalam barisan perjuangan ini. Dipilihkan dan pilihan itu bertemu dalam takdir kebersamaan kita. Menjalani amanah dakwah ini dengan dada yang lapang lagi menerima. Bahkan terkadang kita menganggap satu sama lain lebih dari sahabat apalagi sekedar partner kerja melainkan menganggap bahwa kita adalah bagian dari keluarga yang membentuk dan mengukir asa untuk bangunan cita – cita peradaban dakwah kampus yang mulia.

            Allah maha menepati janji-Nya, tak terkecuali tentang sebuah firman dalam kitab-Nya bahwa Allah akan menolong orang yang menolong agama-Nya dan akan meneguhkan kedudukannya (QS. Ibrahim:7). Kisah perjalanan spiritual pribadi saya sebagai ketua. Awalnya saya sangat merasa tak pantas untuk memimpin organiasi ini. Ada banyak maksiat yang melekat pada diri saya saat itu. Bahkan tak jarang saya merasa bahwa saya menjadi orang yang munafik, bermuka dua. Pada satu waktu menjadi sosok yang alim, menyeru pada kebaikan, tapi pada waktu yang lain, lalai dalam kemaksiatan. Naudzubillah…wa Naudzubillah… saya menyadari bahwa keputusan syuro adalah yang terbaik dan saya tidak memaksa untuk amanah menyesuaikan dengan diri saya. Tapi saya lah yang kemudian memantaskan diri, belajar menjadi pribadi yang baik dan layak memainkan peran dakwah ini, juga karena saya berada di dalam barisan orang-orang yang senantiasa menguatkan dalam balutan hangatnya kekeluargaan, membuat saya mampu tegak dan yakin dalam menjalankan amanah ini.

            Dampak dari kekeluargaan adalah perasaan bahagia serta nuansa nyaman di LDK. Membangun nuansa nyaman di hati para kader dalam menjalankan amanah dakwah ini adalah hal mutlak yang harus dilakukan. Dan itu saya sadari serta coba lakukan walau terkadang belum menemukan cara yang lebih tepat. Berpikiran dan berperasaan positif serta membuka ruang hati untuk lebih luas dalam menyikapi tingkah persaudaraan, juga pemakluman dalam setiap sikap adalah beberapa hal yang coba dilatih dalam menjalankan amanah ini dan aku akui itu tidak mudah manakala tidak ada keikhlasan dan ketulusan di dalamnya.

            Kebermanfaatan adalah orientasi utama kita, kita memegang teguh sabda Rasul bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya. Kita yang terbangun-dikala yang lain terlelap-untuk sekedar mengukir senyum di wajah anak manusia, kita yang menciptakan karya-disaat mungkin yang lain merusak-untuk sekedar agar dapat dinikmati dan menjadi cerita di masa depan.

            Melihat kembali potret perjalanan satu periode kepengurusan di LDK Nadwah Unsri mengisahkan banyak senyum dan haru, saat awal diri ini dipilih untuk menahkodai kapal yang besar di tengah arus gelombang yang tidak bisa dikatakan tenang. Dalam perjalanan kita mewujudkan mimpi – mimpi dakwah kampus selalu menemui medan – medan yang tak jarang mengundang duka kecewa juga tidak sedikit menimbulkan tawa dan canda, Namun karena landasan cita dakwah kita mulia maka kekecewaan itu tidak bertahan lama ia berganti dengan senyum indah terukir di wajah ceria kita.

            Mengenang kembali perjalanan silam di organisai ini. Terkadang terlintas di pikiran pun sulit untuk kita dapat melewati setiap episode dakwah karena banyaknya tantangan dan cobaan, namun ada banyak masalah yang tidak memaksa kita untuk menyelesaikannya. Ia selesai seiring dengan berjalannya waktu. “al waqtu juz’un minal ‘ilaj (waktu bagian dari solusi). Masih jelas terkenang saat kita mengadakan agenda kelas nasional bahkan mengundang pengisi yang cukup ternama namun, tempat untuk dilaksanakannya agenda tersebut baru kemudian bisa digunakan beberapa jam sebelum agenda dimulai. Amazing! Kata itu yang dapat mewakilinya walau itupun rasanya belum layak.

             Pertemuan dan kebersamaan kita pada hari itu akan sampai pada muara akhirnya, Nahkoda dan awak kapal akan turun dan digantikan dengan aktor-aktir peradaban yang baru. Kapal yang tadinya dilepas di tengah gelombang arus samudera akan sampai pada dermaga pelabuhan dengan penuh rasa keharuan dan kelegaan. Semoga ukhuwah tak sebatas amanah. Aku menginginkan engkau tetap seperti ini. Anak manusia yang menyimpan berjuta asa, hati yang berbalut keikhlasan dan ketulusan menjalani setiap bait – bait perjuangan dakwah. 
            Aku pun akan menjadi seperti ini adanya, insan manusia yang berharap tetap membersamai dakwah ini, berada dalam barisan para pejuang, barisan orang – orang yang menginginkan manisnya iman yang terasakan juga dapat dirasakan oleh orang lain, barisan yang menyimpan cita – cita mulia, menginginkan indahnya islam dapat dirasakan oleh semua orang.
            Anugerah ukhuwah ini akan aku jaga, seperti halnya aku menjaga diriku agar tidak masuk dalam lingkaran neraka-Nya dan satu pengaharapan dariku, walau nanti mungkin kita tidak berada dalam amanah yang sama, Tetaplah bergerak sesuai rotasi yang telah ditentukan dalam takdirnya dan aku ingin visi dakwah kita tetap sama. Yakinlah. Aku, Takkan berpaling darimu. Aamiin. Insyaa Allah.
            Aku akhiri kisah singkat ini dengan sebuah kutipan yang menarik dan baik menjadi renungan bagi kita semua.

“jika kamu hanyalah seorang penyapu jalan,
maka jadilah penyapu jalan yang baik,
yang menyapu jalan dengan sepenuh jiwa,
yang menghasilkan maha karya jalan bersih luar biasa,
karya agung senilai patung artistik michael angelo.
Hingga nanti saat kau telah tiada,
akan banyak orang, para malaikat, serta penghuni langit dan bumi
akan mengheningkan cipta,untuk mengenang
bahwa disini pernah tinggal seorang penyapu jalan yang legendaris”
(anonym)

Saudaramu yang dipertemukan dalam takdir-Nya
Salam Cinta dan Cita
Jevri Apriansyah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "NADWAH, TAKKAN BERPALING DARIMU "

Post a Comment

contoh doa pisah sambut kepala dinas pemerintah

  Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Doa pembuka Doa selamat Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, pada k...