#BikinMamaBangga


            #BikinMamaBangga. Hastag ini, cukup menjadi perbincangan hangat dikalangan punggawa nadwah satu periode ini (2015,red). Baik itu pengurus yang sekarang maupun para punggawa nadwah yang lama. Mencuat dengan dibuatnya status facebook oleh salah satu pengurus nadwah zaman ‘baheulak’. “Saya tidak setuju”. Komen singkat beberapa pengurus tahun lalu dengan adanya status tersebut.

            Nadwah yang tadinya akrab dengan jargon #Lebihdarisahabat, sudah cukup melekat dan sering didengar ditelinga para aktivis kampus. Bahkan ketika pemira tahun lalu, saat salah satu pasangan capres dan cawapres mengusung jargon Unsri bersahabat. di sisi lain timbul tanggapan dari rival. “unsri bersabahat?, kita sudah punya nadwah yang lebih dari sahabat”. saking Nadwah dengan #Lebihdarisahabat-nya sudah cukup dikenal dan melekat di pikiran. Apapun itu, aku tahu jargon lebih dari sahabat sudah menjadi brand nadwah yang dibangun beberapa tahun lalu hingga kini dan jika ingin mengubah maka, harus membangun image baru.

            Pada kepengurusan nadwah kali ini (2015,red), muncul sebuah jargon yang kerap kali didengungkan, Hm, sebenarnya ini bukan jargon resmi, hanya bentuk penyemangat dari para pengurus. Tentu bukan sembarang jargon, ada sebuah kebanggaan tersendiri ketika jargon tersebut terucap karena jargon ini adalah bentuk konfirmasi dan mencoba untuk menciptakan persepsi lain kepada khalayak tentang punggawa nadwah.

            Kita mengetahui setiap anak yang ditanya apa cita-cita mereka maka, hampir seluruhnya akan menjawab ingin menjadi kebanggaan orang tua terutama ibu. Sosoknya yang sangat luar biasa, anugerah Allah yang kita miliki dan kita ingin kehadiran kita di dunia menjadi kebanggaan baginya (Ibu,red).

            Membuat ibu kita bangga adalah manifestasi bakti kepadanya dan kita tahu sebagai anak, adalah kewajiban kita untuk berbakti kepada ibu. Maka, punggawa nadwah adalah mereka yang akan menjadi kebanggaan bagi orang tuanya karena yang dilakukan oleh para mahasiswa ini di nadwah adalah sebaik-baik pekerjaan dan yang dikatakan oleh para mahasiswa ini adalah sebaik – baik perkataan (Insyaa Allah)

            Kedua, jargon ini juga ingin menyampaikan bahwa kami-punggawa nadwah-bukan seperti yang sering dideskreditkan tentang muslim. Mereka yang dianggap berpandangan keras, dituduh teroris, bom dan lain sebagainya, dengan jargon yang menarik ini, karena-“pas dengan zamannya”-kami ingin menempatkan nadwah lebih akrab dan ‘berbaur dengan zaman’ dan menciptakan persepsi lain serta mengundang pertanyaan. Apa iya anak mama ngebom? megang mercon aja gugup, takut kena marah mama 

            Apalagi ajaran yang dipahami kami sebagai muslim yang menjadi landasan dalam berdakwah dan berorganisasi bahwa salah satu dimensi yang tidak terpisahkan dari misi profetik Muhammad Sholallahu’alaihi wassalam sebagai pembawa rahmat kepada seluruh alam, ialah ajaran untuk membangun solidaritas antarmanusia. Islam mengokohkan persaudaraan umat manusia sebagai keturunan Adam bukan sebaliknya.

            Bukankah agama kita mengajarkan untuk berbakti kepada kedua orang tua sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an :

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa.” (Q.S.An Nisa’ : 36)

            Kita memahami bahwa salahsatu cara berbakti kepada kedua orang tua adalah dengan membuatnya bangga. keberadaan kami di Nadwah adalah kebanggaan bagi orangtua karena kami ingin menjadi orang yang sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dai adalah sebaik-sebaik perkataan adalah dakwah. 
 


Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (QS. Fushshilat : 33)
            Yang Memiliki Perkataan Terbaik, Siapa Mereka? Ibnu Katsir berkata, “Orang yang paling baik perkataannya adalah yang mengajak hamba Allah ke jalan-Nya.” (Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 12: 240)
“Sungguh jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui engkau (dakwah engkau) maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki onta merah.”(Hadits shahih riwayat Muslim dalam kitab fadha'il, no. 2406).
            Semoga cita-cita yang mulia itu sesuai dengan kapasitas diri kami, bukan kemudian cita-cita yang menyesuaikan dengan kerdilnya diri kami, akan tetapi kami yang berusaha memperbaiki diri memantaskan diri menyesuaikan dengan mulianya cita-cita itu. Hingga usaha dan doa bertemu menjadi takdir-Nya. Aamiin

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "#BikinMamaBangga"

Post a Comment

contoh doa pisah sambut kepala dinas pemerintah

  Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Doa pembuka Doa selamat Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, pada k...